Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

Gak nyangka, masa perdagangan saham kini sudah mencapai triwulan IV 2021. Perekonomian diperkirakan akan pulih pada triwulan IV 2021 yang akan menyebabkan harga berbagai saham naik. Berikut rekomendasi saham yang bisa dibeli sebelum harganya semakin mahal.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.228,8 pada 1 Oktober 2021. Sepanjang tahun ini, IHSG naik 123,95 poin atau 2,03%.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani memprediksi IHSG akan terus menguat pada kuartal IV 2021. Prakiraan IHSG yang baik ini sejalan dengan pemulihan kondisi ekonomi.

Hal ini tercermin dari perbaikan yang didorong oleh perbaikan inflasi, PMI manufaktur yang kembali ke level ekspansif, dan penurunan penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sehingga mobilitas Masyarakat dapat meningkat.


Hendriko mencermati sebelumnya bahwa IHSG secara umum menguat pada Oktober dan Desember pada triwulan IV. Namun pada bulan November, IHSG cukup bervariasi. Meski melemah, Hendriko menilai koreksi masih wajar karena penguatannya akan cukup tinggi pada Oktober.

Penguatan baru IHSG diprakirakan untuk Desember, salah satunya akan didorong oleh showcase. “Jadi ada potensi untuk pulih dan IHSG juga cukup bagus. Kemarin kita tembus 6.200,” kata Hendriko kepada Kontan.co.id, Jumat (10/1).

Sekedar informasi: Sucor Sekuritas menargetkan IHSG ditutup pada level sekitar 6.750 pada akhir tahun. Secara teknikal, Hendriko melihat pergerakan IHSG berpotensi mencapai level 6. 50-6.600 dengan support bulanan sekitar 6.000.
Terlepas dari sentimen positif, Hendriko tetap mengingatkan investor untuk mewaspadai sentimen yang dapat membebani pergerakan IHSG ke depan. Salah satunya, kasus Evergrande. Meskipun Evergrande diintervensi oleh pemerintah China, masalah ini belum sepenuhnya terselesaikan.

Hendriko menyarankan untuk memantau perkembangan dengan cermat. Di sisi lain, mood AS masih melemah.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee sendiri menilai investor akan lebih berhati-hati pada kuartal IV 2021. Menurutnya, sentimen negatif global akan membayangi pergerakan IHSG hingga akhir tahun, juga memprediksi IHSG dapat mencapai level 6. 00 pada akhir tahun 2021. Support saat ini berada di 6.000.

Menurutnya, potensi perlambatan di Amerika Serikat pada November akan mempengaruhi pergerakan harga saham. “Mungkin November akan ada kejutan. Jadi kita bisa mengharapkan peningkatan yang besar setelah November,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (3 Oktober).

Di sisi lain, pemerintah AS telah memberi isyarat bahwa mereka akan meningkatkan suku bunga utamanya lebih cepat dari yang diharapkan jika ditayangkan. Sentimen seputar kasus Evergande di China juga bisa berdampak jika tidak bisa diselesaikan dengan baik.

Rekomendasi Saham yang Bagus untuk Jangka Panjang

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Hans Kwee lebih memilih investor untuk berinvestasi pada saham berkapitalisasi raksasa pada kuartal keempat. Risiko sentimen negatif di pasar dunia akan berkurang seiring investor masuk ke saham-saham tersebut. Karena sebagian besar saham berkapitalisasi besar didukung oleh fundamental perusahaan yang kuat.

Tetap menjadi advokat untuk saham-saham berkapitalisasi besar di sektor perbankan. Selain itu, stok bahan baku juga dinilai masih menarik hingga akhir tahun. Krisis listrik di China memicu langkah progresif yang diambil negara tirai bambu untuk mengamankan pasokan batu bara.

Sementara itu, Hendriko merekomendasikan cyclical stock untuk saat ini. Misalnya, sektor keuangan khususnya perbankan, saham komoditas terutama batu bara dan minyak sawit (CPO), dan saham otomotif.
.
saham perbankan dapat dilihat mengingat pertumbuhan perbankan masih tertinggal dan mulai menunjukkan pertumbuhan yang berkepanjangan saat ini. BBRI, BMRI, BBNI, BBTN dan BNGA dapat dianggap sebagai saham bank.
.
Harga targetnya adalah Rs .720 per saham untuk BBRI, Rs 8.900 per saham untuk BMRI, Rs 8.000 per saham untuk BBNI, Rs 1.900 per saham untuk BNGA dan Rs 2.000 per saham untuk BBTN.

Saham batubara yang dinilai menarik adalah PTBA, ADRO dan HRUM. Hingga akhir tahun, permintaan batu bara akan tinggi mengingat beberapa negara sedang memasuki musim dingin. Sementara dari China, permintaan diperkirakan akan membaik karena pemerintah China masih melarang batu bara di Australia.

Nilai komoditas lain yang menarik adalah CPO, karena harganya diperkirakan akan bertahan hingga akhir tahun. Stok CPO yang diamati adalah LSIP.

Hendriko merekomendasikan untuk membeli saham tersebut dengan target harga Rs 3. 00 per saham untuk ADRO, Rs 3.000 per saham untuk PTBA, Rs 8.060 per saham untuk HRUM dan Rs 1.630 per saham untuk LSIP.

Sekarang Anda juga melihat prospek bagus di ASII. ASII didukung oleh kinerja positif UNTR dan penjualan kendaraan yang diperkirakan akan membaik pada akhir tahun.

Perpanjangan 100% pajak penjualan barang mewah negara (PPnBM DTP) dapat mendorong penjualan kendaraan hingga akhir tahun. Untuk saham ini, investor disarankan membeli dengan target harga Rp 7.000 per saham.

Ini adalah saham rekomendasi yang bisa dibeli sebelum harga naik di Q 2021. Ingat, disclaimer, segala risiko investasi terkait rekomendasi saham di atas menjadi tanggung jawab Anda sendiri.